Selamat Datang di Blog ini.

Jika segala sesuatu tidak berjalan baik untuk Anda, mulai berupaya mengoreksi situasi dengan cermat, memeriksa servis yang Anda berikan dan terutama semangat Anda dalam memberikan servis itu”.

(Roger Babson)

26 Juni 2009

Penjualan Mobil Membaik........

Penjualan mobil pada Juni diperkirakan menembus angka 36.000 unit,naik tipis
dibandingkan dengan realisasi Mei dipicu oleh kampanye penjualan agen tunggal pemegang merek dan situasi ekonomi yang membaik. Pada
Mei, penjualan mobil secara wholesales (pengiriman
pabrik ke dealer) di pasar domestik mencapai 35.818 unit, tertinggi sepanjang 5 bulan pertama 2009. Wakil Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Johnny Darmawan Danusasmita, mengatakan penjualan mobil akan terus membaik pada semester II karena sejumlah indikator perekonomian nasional yang terlihat positif. "Sinyalnya membaik. Bulan ini diperkirakan
sekitar 36.000 unit-37.000 unit.
Sampai akhir tahun, pasar nasional diperkirakan di kisaran 450.000 unit dibandingkan
dengan tahun lalu," katanya kemarin. Dia menilai empat faktor yang mempengaruhi permintaan mobil di pasar domestik, yaitu likuiditas, suku bunga, nilai tukar rupiah, dan pergerakan sektor riil saat ini terus mengalami
perbaikan. "Harga komoditas perkebunan seperti minyak sawit terlihat kembali naik. Banyak perusahaan sudah beroperasi normal." Koreksi pasar otomotif nasional, lanjutnya, selama 5 bulan pertama 2009 ternyata lebih rendah dari proyeksi awal kalangan pemain di industri ini.
Semula pelaku bisnis otomotif memperkirakan penjualan mobil turun sekitar 30%-35%, tetapi kenyataannya turun 28,2%. Di tempat terpisah, Presdir PT Ford Motor Indonesia Will Angove menuturkan perusahaannya menaikkan target penjualan dari 5.000 unit menjadi 6.000 unit pada 2009. Total penjualan Ford di Tanah Air pada Januari-Mei mencapai 2.300 unit. "Saya menilai kondisi otomotif Indonesia cukup baik dibandingkan dengan negara lain. Gaikindo pun optimistis, karena itu kami menaikkan menjadi 6.000 unit tahun ini." Angove memperkirakan penjualan mobil pada paruh kedua tahun ini lebih baik karena beberapa sentimen positif, terlebih lagi pemilihan umum berlangsung aman. "Situasinya sangat berbeda kalau kita melihat pasar otomotif di Singapura atau negara lain." Direktur Pemasaran PT TAM Joko Trisanyoto memperkirakan penjualan mobil Toyota pada Juni menembus angka 16.000 unit, naik 15% dibandingkan dengan April yaitu 14.202 unit. "Kami terus
menggenjot produksi, mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Lebaran. Permintaan Avanza tiap bulan sekitar 8.000 unit dan saya perkirakan permintaan untuk semua model akan terus meningkat sampai menjelang Lebaran." (Bisnis Indonesia)

24 Juni 2009

Chery reduces stake in JV with Quantum

SHANGHAI -- Chery Automobile Co. has cut its stake in a joint auto manufacturing venture with Israeli investment company Quantum LLC from 55 percent to 50 percent, according to sources familiar with the situation.
The new ownership structure will give Quantum greater say in the venture, which is expected to build Chery-designed vehicles and sell them both in China and in international markets under a new brand.

The joint venture, Chery Quantum Auto Co., was set up in February 2008 in Wuhu in eastern China's Anhui province as a 55-45 joint venture. But the company's shareholding has been adjusted to 50-50, the sources say.

A 50 percent stake is the maximum the Chinese government allows a foreign company in a joint venture auto manufacturing facility in the country.

The first vehicle of the new company is due out in 2012, sources say.

Further details on the joint venture's product development are not available.

Sumber : Automotive News China



23 Juni 2009

SDM Otomotif Unggul Di Asean Pada 2015

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan industri otomotif nasional baru akan unggul dalam hal daya saing sumber daya di Asean pada 2015 dan menjadi pasar mobil terbesar di kawasan dalam 2-3 tahun ke depan.
"Kalau menguasai Asean dari aspek sumber daya diharapkan tercapai 2015. Ini tantangan jadi mari kita buat mapping dengan Thailand dan Malaysia sebagai
benchmark," ujar Ketua Umum Gaikindo Bambang Trisulo, pada seminar bertema Merebut Posisi Puncak di Pasar Asean, kemarin. Bambang mengusulkan agar pemerintah memberikan skala prioritas pengembangan industri komponen agar menjadi basis produk dan pengembangan desain. Hal ini diperlukan untuk mendongkrak daya saing industri di tengah persaingan global yang makin ketat. "Selain itu disarankan adanya integrasi regulasi, pengembangan SDM dan produk menuju riset and development."

Gustav A Husein, Direktur PT Astra Otoparts Tbk, menuturkan persaingan di industri komponen tidak hanya terjadi di Asean, tetapi juga lintas kawasan. Hal
ini terjadi karena produsen otomotif mengambil pasokan produknya berdasarkan kualitas dan daya saing. Menurut dia, tantangan terbesar di industri komponen saat ini adalah memproduksi mesin-mesin secara mandiri sehingga ada ruang inovasi dan efisiensi. "Banyak material komponen dibeli dari luar negeri. Ini membutuhkan perbaikan untuk mendukung industri komponen tetap bertahan di tengah persaingan supply chain industri otomotif global." Butuh visi terarah Presdir PT Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan Danusasmita, mengatakan pelaku industri mengharapkan adanya visi dan misi pemerintah yang terarah, jelas dan konsisten. Menperin, Fahmi Idris, mengatakan Indonesia bisa menjadi pemain besar di industri otomotif di Asean, mengingat hanya Thailand yang menjadi pesaing terdekat, sedangkan Malaysia mengalami fluktuatif. "Masalahnya, melihat posisi puncak itu dari sebelah mana? Apakah dilihat banyaknya mobil yang dijual? Menurut saya, kalau kita kuat di industri komponen dengan mudah kita kalahkan Thailand, siapa pun akan melirik Indonesia." Untuk bersaing di pasar Asean dan global, Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Eddy Putra Irawadi, menegaskan industriawan di sektor otomotif diharapkan menyinergikan strategi korporasi dengan regulasi pemerintah.
"Sering kali korporasi tidak sinergi dengan kebijakan yang disiapkan. Ada beberapa pendekatan yang kami lakukan mulai dari menjaga daya saing,
daya tahan, hingga daya beli. Kami harapkan ada sinergi."
D:SekilazInfo.doc/irn/2009


Ekspor Mobil CBU Anjlok

Ekspor mobil dalam kondisi utuh (Completely Built Up/CBU) nasional pada Mei anjlok 55,6% dibandingkan dengan bulan yang sama 2008 dan
meluncur ke titik terendah sepanjang 5 bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diperoleh Bisnis, pada bulan lalu realisasi ekspor mobil rakitan lokal
hanya 3.641 unit, sedangkan pada Mei 2008, penjualan mobil CBU ke berbagai negara tercatat 8.209 unit. Ketua Umum Gaikindo, Bambang Trisulo,
mengatakan kinerja ekspor mobil pada Mei masih melemah dan kondisi ini terkait erat dengan kondisi perekonomian dunia yang belum pulih.

"Penurunan itu [ekspor] normal karena memang perekonomian dunia turun. Kalau domestik [permintaan mobil] agak bebas dari pengaruh luar dan
diharapkan terus bergerak naik," katanya kepada Bisnis kemarin.
Dia menyatakan pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN yang melemah telah memengaruhi
permintaan mobil produksi Indonesia, padahal ekspor mobil rakitan lokal ke pasar ASEAN ini memberi kontribusi yang signifikan terhadap total penjualan
kendaraan roda empat ke luar negeri. Terganggunya permintaan dari negara ASEAN tersebut dialami oleh PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), terutama dari Thailand. Sepanjang Januari-April ekspor Suzuki anjlok 42,7%, menjadi hanya 4.792 unit. Khusus April, penjualan Suzuki ke pasar internasional merosot 64,9% dan menjadi angka terendah sejak awal tahun. Pada 2008, SIM membukukan volume ekspor 25.888 unit. "Permintaan masih lemah, Thailand yang menjadi pasar terbesar kami, belum ada pemesanan sama sekali. Tahun fiskal ini, kami perkirakan ekspor Suzuki akan tertekan menjadi 8.200 unit. Ini proyeksi terendah," ujar Johannes Saragih, Marketing Ekspor
Department Head PT SIM, belum lama ini.
Irwan Priyantoko, Head of Corporate Planning PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menegaskan permintaan mobil rakitan lokal dari pasar
internasional saat ini terus melemah. "Rasanya seperti itu, masih susah. Belum tahu kapan akan pulih." TMMIN merupakan perakit mobil Toyota yang
sepanjang tahun lalu membukukan volume ekspor tertinggi di antara produsen eksportir lain, yaitu SIM dan PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Ekspor Astra
Seiring dengan kondisi krisis, volume ekspor mobil CBU oleh Grup Astra (TMMIN dan ADM) pada tahun ini diperkirakan melemah, dari 45.000 unit pada 2008
menjadi sekitar 30.000 unit. Prijono Sugiarto, Direktur PT Astra International
(AI) Tbk, mengatakan penurunan ekspor mobil nasional saat ini diperkirakan sama atau bahkan lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan pelemahan pasar
otomotif domestik sebesar 28%. "Ekspor Toyota dan Daihatsu juga ikut
terpengaruh karena permintaan dari sejumlah negara tujuan seperti Timur Tengah, Meksiko, Venezuela yang melemah." Angka proyeksi Astra tersebut relatif rendah dibandingkan dengan prediksi Gaikindo yang memperkirakan volume ekspor mobil CBU pada tahun ini anjlok 50%. Merujuk data Gaikindo, volume ekspor
mobil rakitan lokal pada 2008 menembus 100.982 unit, tertinggi sejak 2004. Dengan prediksi turun 50%, ekspor mobil CBU tahun ini diperkirakan menjadi
hanya sekitar 50.491 unit. Gaikindo awalnya memprediksi ekspor mobil
melemah menjadi di kisaran 70.000 unit tahun ini. Namun, melihat kondisi perekonomian dunia yang belum bergerak membaik, Gaikindo memberikan
proyeksi penurunan yang lebih dalam. "Dulu saya pikir ekspor bisa sampai 70.000 unit, tetapi ternyata berat. Saya perkirakan turun 50% karena kontraksi ekonomi dunia," ujar Bambang. Penurunan juga tidak hanya terjadi pada ekspor mobil CBU, ekspor kendaraan dalam kondisi terurai
(Completely Knock Down/CKD) sepanjang Januari-Mei tercatat 18.303 set, njlok 63,8% dibandingkan dengan periode yang sama 2008 yakni 50.571 set.

D:SekilazInfo.doc/irn/2009

International Motor Show

Shobatku